- Kaum ibu dari berbagai desa dari tujuh kecamatan yang ada di kota Sawahlunto, mendatangi arena makan bajamba atau makan bersama di jalan raya depan Pasar Remaja ini disulap menjadi arena makan bajamba. Mereka datang sambil menjunjung jamba atau wadah makanan. Di dalam jamba itu sudah lengkap tersedia nasi, sayur, lauk-pauk hingga buah-buahan.
Yang berkumpul di tempat ini bukan hanya masyarakat umum, melainkan juga para pejabat, tokoh adat, para perantau asal Sawahlunto, hingga perwakilan berbagai etnis yang ada di Sawahlunto seperti dari Jawa, Batak, Tionghoa dan Sunda. Mereka datang memakai busana adat masing-masing.
Sebelum makan bajamba dimulai, diawali dengan petatah-petitih atau pengantar adat oleh para penghulu dan para datuk dari masing-masing suku di Minangkabau. Pada intinya mereka mencari kesepekatan untuk memulai acara makan bajamba atau makan bersama tersebut. Kegiatan ini bukan saja sudah menjadi tradisi tahunan, namun juga menjadi agenda wisata yang dikunjungi turis mancanegara.
Acara puncak adalah makan bajamba yang dilakukan bersama-sama. Mereka membentuk lingkaran atau kelompok kecil dan menyantap hidangan yang tersedia.
Kota sawahlunto tahun ini menginjak usai 121 tahun. Berdiri tahun 1888 silam. Kota berpenduduk sekitar 60.000 jiwa yang awalnya populer dengan hasil batubara itu, kini menjelma menjadi kota wisata andalan Sumatera Barat.